26, Apr 2025
Popularitas Kuliner Georgia Makin Menanjak di Eropa, Cita Rasa Timur Bertemu Barat

Dari jalan-jalan berbatu di Tbilisi hingga restoran bergengsi di jantung kota Berlin, aroma khas khachapuri dan khinkali kini semakin akrab di lidah para penikmat kuliner Eropa. Negara kecil di kawasan Kaukasus, Georgia, tengah menikmati sorotan internasional berkat kekayaan gastronominya yang unik dan menggoda.

Kuliner Tradisional yang Mendunia

Georgia selama ini mungkin lebih dikenal karena lanskap pegunungan dan sejarah panjangnya sebagai jembatan antara Eropa dan Asia. Namun dalam beberapa tahun terakhir, warisan kulinernya yang kaya mulai tampil sebagai daya tarik tersendiri. Hidangan-hidangan tradisional seperti khachapuri (roti berisi keju leleh khas) dan khinkali (pangsit berisi daging berbumbu) menjadi primadona dalam berbagai festival makanan dan menu restoran di luar negeri.

Menurut laporan dari media kuliner Eropa, permintaan terhadap restoran Georgia di kota-kota besar seperti London, Paris, dan Amsterdam meningkat signifikan sejak pandemi berakhir. Makanan Georgia dianggap menawarkan keseimbangan rasa yang kuat, otentik, namun tetap ramah di lidah internasional.

Perpaduan Timur dan Barat

Yang membuat kuliner Georgia begitu menarik adalah kemampuannya menggabungkan pengaruh dari berbagai budaya. Letaknya yang strategis di jalur perdagangan kuno menjadikan masakan Georgia hasil dari perpaduan rasa Mediterania, Timur Tengah, dan Asia Tengah.

Misalnya, lobio—hidangan kacang merah yang dimasak dengan rempah-rempah khas, sering dianggap sepupu jauh dari chili Meksiko, namun dengan profil rasa yang sangat berbeda. Sementara badrijani nigvzit, terong gulung isi pasta kenari, mengundang pujian sebagai contoh sempurna teknik masak tradisional yang memanjakan selera modern.

Dorongan dari Diaspora dan Media Sosial

Pertumbuhan diaspora Georgia di berbagai belahan Eropa juga berperan besar dalam memperkenalkan kuliner ini ke khalayak luas. Generasi muda Georgia yang membuka bisnis kuliner di luar negeri kerap memadukan resep nenek moyang mereka dengan sentuhan kontemporer. Hasilnya adalah hidangan yang tetap setia pada akarnya namun lebih mudah diakses oleh konsumen global.

Tak bisa dipungkiri, media sosial pun ikut mempercepat laju popularitas kuliner Georgia. Video TikTok yang menampilkan proses pembuatan khachapuri atau potret estetik supra—jamuan makan khas Georgia—menyebar dengan cepat dan menarik perhatian foodies dari berbagai negara.

Menuju Pusat Kuliner Dunia?

Dengan meningkatnya minat terhadap pariwisata kuliner, Georgia tampaknya berada di jalur yang tepat untuk menjadi destinasi gastronomi utama di kawasan Eropa Timur. Pemerintah Georgia pun sudah mulai mendukung inisiatif-inisiatif promosi budaya kuliner, termasuk festival makanan tahunan dan program sertifikasi chef lokal.

“Makanan kami bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang keramahan, sejarah, dan kebanggaan budaya,” ujar seorang pemilik restoran Georgia di Warsawa, Polandia.

Popularitas kuliner Georgia bukanlah tren sesaat. Di tengah pencarian dunia akan pengalaman kuliner yang lebih autentik dan berakar, Georgia hadir dengan warisan rasa yang kuat dan narasi yang kaya—siap menempati ruang di meja makan internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *