14, Mei 2025
Hidangan Menjijikan yang Digemari Penduduk Greenland: Kuliner Ekstrem yang Memikat

Greenland – Di balik lanskap salju yang luas dan kehidupan yang keras, Greenland memiliki tradisi kuliner yang unik dan kadang-kadang menantang bagi wisatawan yang baru pertama kali mencobanya. Meskipun mungkin terdengar menjijikan bagi sebagian orang, beberapa hidangan tradisional di Greenland justru menjadi bagian integral dari budaya lokal dan sangat dihargai oleh penduduknya.

Kuliner Greenland seringkali terinspirasi oleh kondisi alam yang ekstrem dan keterbatasan bahan pangan yang tersedia di lingkungan yang dingin dan terpencil. Dari daging laut hingga teknik pengawetan tradisional, beberapa hidangan mungkin tampak aneh atau bahkan tak terbayangkan bagi orang luar. Namun, bagi penduduk Greenland, hidangan-hidangan ini bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang kelangsungan hidup dan warisan budaya yang telah ada selama berabad-abad.


1. Kiviak: Daging Auks yang Terfermentasi dalam Kulit Anjing Laut

Salah satu hidangan paling ekstrem dan terkenal di Greenland adalah kiviak, yang sering dianggap sebagai “makanan menjijikan” oleh wisatawan. Kiviak terbuat dari daging burung auks yang dimasukkan ke dalam tubuh anjing laut yang sudah dibedah dan kemudian dibiarkan terfermentasi selama beberapa bulan di bawah tanah.

Proses fermentasi ini memungkinkan daging auks untuk matang dalam cairan tubuh anjing laut, menciptakan aroma yang sangat kuat dan rasa yang sangat khas. Setelah proses fermentasi selesai, daging tersebut dikeluarkan dan dikonsumsi dalam keadaan yang sangat difermentasi, dengan bau yang tajam dan tekstur yang lembek. Kiviak biasanya dimakan selama musim dingin, terutama pada perayaan atau acara-acara khusus di kalangan masyarakat Inuit Greenland.

Meskipun baunya sangat kuat dan bisa terasa menjijikan bagi yang belum terbiasa, kiviak tetap menjadi hidangan tradisional yang dihormati dan memiliki tempat penting dalam kebudayaan kuliner Greenland.


2. Mattak: Kulit Paus yang Dapat Dikosumsi

Mattak adalah hidangan yang terbuat dari kulit paus yang disajikan dalam bentuk potongan kecil. Kulit paus ini biasanya masih dilapisi dengan lemak tebal yang memberikan tekstur kenyal dan rasa yang sedikit asin. Hidangan ini dimakan mentah, dengan potongan-potongan kulit paus yang biasanya disajikan dengan sedikit garam atau daging ikan lainnya.

Bagi orang luar, makan kulit paus mungkin terdengar tidak menyenangkan, tetapi bagi penduduk Greenland, ini adalah sumber gizi yang sangat berharga. Mattak kaya akan lemak dan energi, yang sangat penting di daerah yang sering diliputi oleh cuaca ekstrem.


3. Suaasat: Sup Daging Anjing Laut atau Paus

Suaasat adalah sup tradisional yang biasanya dibuat dengan bahan dasar daging anjing laut, paus, atau kadang-kadang ikan. Daging ini dimasak dengan rempah-rempah sederhana dan sering disajikan bersama dengan kentang dan wortel. Meskipun tidak semengerikan kiviak atau mattak, bagi banyak orang dari luar Greenland, fakta bahwa sup ini bisa menggunakan daging anjing laut atau paus mungkin terdengar mengejutkan dan kurang mengundang selera.

Namun, bagi penduduk lokal, suaasat adalah makanan yang memberikan kehangatan dan energi di tengah musim dingin yang panjang dan gelap. Rasanya yang gurih dan kaya membuatnya menjadi pilihan yang sangat dihargai dalam budaya kuliner Inuit.


4. Musk Ox: Daging Rusa Kutub yang Kuat

Daging dari musk ox atau rusa kutub, yang merupakan hewan khas di Greenland, juga merupakan makanan tradisional yang populer di kalangan penduduk lokal. Daging ini memiliki rasa yang sangat kuat dan tekstur yang agak keras, terutama jika dimasak dalam waktu lama. Biasanya, daging musk ox digunakan untuk membuat sup atau dipanggang.

Karena hewan ini dapat ditemukan di daerah yang sangat dingin, daging musk ox adalah sumber protein yang sangat penting bagi orang Greenland, terutama di musim dingin. Namun, bagi wisatawan yang tidak terbiasa dengan rasa dan aroma daging yang kuat, musk ox bisa menjadi pilihan yang agak menjijikan.


5. Fino: Ikan yang Disemur dengan Lemak

Fino adalah ikan tradisional yang sering disemur dalam lemak untuk bertahan selama musim dingin. Ikan ini dimasak dengan cara yang sangat sederhana, tetapi proses pengawetan ini memberikan rasa yang cukup kuat. Meskipun bagi banyak orang rasa dan teksturnya bisa terasa terlalu berat atau terlalu kaya, bagi masyarakat Greenland, ini adalah cara yang efektif untuk mengawetkan makanan dalam jangka waktu yang lama.

Proses pengawetan dengan lemak membantu ikan tetap dapat dimakan selama berbulan-bulan, bahkan di tengah suhu yang sangat dingin. Fino biasanya dimakan mentah atau hanya dipanaskan sebelum disantap.


Mengapa Hidangan Ini Begitu Populer di Greenland?

Makanan-makanan yang tampaknya menjijikan ini bukan hanya soal keberanian untuk mencobanya, tetapi lebih kepada cara bertahan hidup di lingkungan yang keras. Bahan-bahan yang digunakan dalam hidangan-hidangan tersebut sebagian besar adalah hasil dari berburu dan menangkap hewan-hewan yang dapat bertahan hidup di perairan dingin dan udara beku Greenland. Di tengah keterbatasan sumber daya dan kondisi yang ekstrem, proses pengawetan dengan cara fermentasi, pengeringan, atau pengawetan dalam lemak menjadi hal yang vital.

Selain itu, hidangan-hidangan ini juga mencerminkan hubungan yang erat antara masyarakat Greenland dengan alam dan tradisi leluhur mereka. Makanan bukan hanya tentang rasa, tetapi juga tentang kelangsungan hidup dan warisan budaya yang diwariskan turun-temurun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *