19, Apr 2025
Fan Tuan: Nasi Kepal ala Taiwan yang Mirip Lemper, Tapi Punya Kejutan di Dalamnya

Di tengah tren kuliner Asia yang kian menggema di berbagai penjuru dunia, Taiwan hadir dengan ragam makanan khas yang menggoda. Salah satunya adalah Fan Tuan—nasi kepal tradisional yang sering dijuluki sebagai “lemper versi Taiwan” karena tampilannya yang mirip. Namun, begitu kamu menggigitnya, kamu akan sadar: Fan Tuan punya karakter yang benar-benar berbeda.

Sekilas Mirip, Tapi Isinya Jauh Berbeda
Kalau lemper khas Indonesia biasanya berisi abon ayam atau daging suwir yang dibungkus daun pisang, Fan Tuan punya gaya yang lebih “kompleks”. Nasi ketan putih atau ungu dikukus hingga pulen, lalu digulung padat bersama isi yang mengejutkan: cakwe goreng renyah, telur dadar iris, acar lobak, potongan daging babi atau ayam, dan terkadang taburan serundeng ala Taiwan yang gurih.

Hasil akhirnya adalah gulungan nasi yang padat, lezat, dan punya tekstur kontras—lembut dari nasi dan telur, lalu renyah dari cakwe, serta asam segar dari acar.

Sarapan Favorit di Negeri Formosa
Fan Tuan bukan sekadar jajanan atau camilan. Di Taiwan, makanan ini justru jadi menu sarapan favorit, terutama di kalangan pekerja kantoran atau mahasiswa yang butuh sarapan praktis tapi mengenyangkan. Biasanya dijual di kios-kios pagi hari di sudut-sudut kota, dibungkus plastik atau kertas, siap disantap sambil berjalan.

Tak sedikit orang Taiwan yang menyebut Fan Tuan sebagai comfort food. Bukan hanya karena rasanya, tapi karena kesederhanaannya yang mengingatkan pada rumah dan masakan keluarga.

Evolusi Modern: Dari Tradisional ke Fusion
Seiring berkembangnya tren kuliner urban, Fan Tuan pun ikut berevolusi. Kini banyak kedai modern di Taipei yang menyajikan Fan Tuan dengan isian fusion seperti keju mozzarella, kimchi, hingga daging sapi yakiniku. Bahkan ada juga versi vegan yang mengganti daging dengan jamur tumis dan tahu fermentasi.

Namun meski tampil lebih kekinian, cita rasa dasarnya tetap dipertahankan: gurih, sedikit manis, dan mengenyangkan.
Mirip Lemper, Tapi Punya Identitas Sendiri
Walau secara visual mirip, Fan Tuan dan lemper punya filosofi dan sejarah yang berbeda. Lemper erat kaitannya dengan budaya Jawa dan momen-momen perayaan seperti arisan atau syukuran. Sementara Fan Tuan tumbuh sebagai makanan jalanan yang merefleksikan gaya hidup serba cepat di kota-kota Taiwan.

Keduanya mungkin sama-sama nasi kepal, tapi masing-masing membawa cerita dan budaya tersendiri. Dan yang pasti, keduanya sama-sama layak dicoba oleh para pencinta kuliner Asia.

Tertarik Mencoba?
Kalau kamu berkunjung ke Taiwan, sempatkan mencicipi Fan Tuan dari kedai kaki lima lokal di pagi hari. Tapi kalau belum bisa ke sana, tak perlu khawatir—beberapa restoran Taiwan di Indonesia mulai menyajikan Fan Tuan sebagai bagian dari menu sarapan atau brunch.

Dan siapa tahu, Fan Tuan bisa jadi bintang baru dalam dunia per-nasikepalan yang selama ini didominasi oleh onigiri dan lemper.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *