
1, Mei 2025
6 Fakta Menarik Sahara Barat: Negeri yang Terlupakan dengan Jumlah Penduduk Paling Sedikit Kedua di Dunia
Di antara hamparan gurun Afrika Utara, tersembunyi sebuah wilayah yang kerap luput dari perhatian dunia: Sahara Barat. Meski namanya mungkin jarang terdengar di pemberitaan arus utama, wilayah ini menyimpan segudang cerita menarik—mulai dari status politiknya yang penuh kontroversi hingga kenyataan bahwa Sahara Barat adalah salah satu tempat paling sepi di Bumi.
Dengan luas mencapai hampir 266.000 kilometer persegi, Sahara Barat lebih besar dari negara seperti Inggris atau Selandia Baru. Namun jumlah penduduknya sangat minim, menjadikannya negara atau wilayah dengan populasi paling sedikit kedua di dunia setelah Antarktika—jika mengacu pada wilayah yang diklaim sebagai negara.
Berikut enam fakta menarik tentang Sahara Barat yang layak untuk dikenali lebih dekat:
1. Bukan Negara Merdeka Sepenuhnya
Secara de jure, Sahara Barat diklaim sebagai negara merdeka bernama Republik Arab Sahrawi Demokratik (RASD) oleh kelompok Polisario Front, yang memperjuangkan kemerdekaan dari Maroko sejak pertengahan 1970-an. Namun secara de facto, sebagian besar wilayah ini masih berada di bawah kontrol Maroko, yang menganggap Sahara Barat sebagai bagian dari kedaulatannya.
Status ini menjadikan Sahara Barat sebagai salah satu dari sedikit wilayah di dunia yang belum sepenuhnya merdeka menurut hukum internasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sendiri memasukkannya ke dalam daftar “wilayah non-pemerintahan sendiri”.
2. Populasi Kurang dari 600.000 Jiwa
Dengan jumlah penduduk hanya sekitar 580.000 jiwa (menurut berbagai estimasi terakhir), Sahara Barat menjadi wilayah dengan kepadatan penduduk terendah kedua setelah Antarktika. Ini menjadikannya unik: luas wilayah besar, tetapi sepi dari aktivitas manusia.
Sebagian besar penduduk tinggal di kota-kota seperti Laayoune dan Dakhla, sementara sisanya menetap di kamp-kamp pengungsian, terutama di Aljazair, tempat ribuan warga Sahrawi mengungsi akibat konflik berkepanjangan.
3. Gurun, Tapi Kaya Sumber Daya
Meski identik dengan lanskap gurun yang gersang, Sahara Barat sebenarnya menyimpan kekayaan alam yang besar. Wilayah ini memiliki cadangan fosfat terbesar ketiga di dunia, terutama di tambang Bou Craa. Selain itu, perairannya di Samudra Atlantik sangat kaya akan ikan, menjadikannya rebutan penting dalam negosiasi hak tangkap antara Maroko dan Uni Eropa.
Ironisnya, kekayaan ini juga menjadi salah satu pemicu konflik: siapa yang berhak menikmati hasil buminya?
4. Dibatasi Tembok Raksasa
Tak banyak yang tahu bahwa di tengah gurun Afrika ada struktur pertahanan sepanjang lebih dari 2.700 kilometer, dikenal sebagai The Moroccan Western Sahara Wall atau Berm. Tembok ini dibangun oleh Maroko untuk membentengi wilayah yang mereka kontrol dari serangan Polisario Front.
Dilengkapi dengan ranjau darat dan pos militer, tembok ini memisahkan bagian barat (dikuasai Maroko) dan timur (dikuasai Polisario). Sampai saat ini, struktur ini menjadi simbol nyata dari konflik yang belum terselesaikan.
5. Budaya Sahrawi yang Masih Bertahan
Meski berada di persimpangan berbagai pengaruh budaya—Arab, Berber, Afrika Sub-Sahara—masyarakat Sahrawi memiliki identitas yang unik. Mereka berbicara dalam dialek Arab khas yang disebut Hassaniya, dan mempertahankan tradisi nomaden, musik khas gurun, serta gaya hidup sederhana meski berada di tengah pusaran politik dan eksodus panjang.
Di kamp-kamp pengungsi, budaya ini tetap hidup melalui festival tahunan, kegiatan seni, dan pendidikan yang terus dijaga, bahkan di tengah keterbatasan.
6. Diakui Puluhan Negara, Tapi Tak Menduduki Kursi di PBB
Republik Arab Sahrawi Demokratik sempat diakui oleh lebih dari 80 negara sejak 1980-an. Ia bahkan menjadi anggota penuh Uni Afrika. Namun pengakuan itu sebagian besar kini dibekukan atau ditarik, seiring dengan pengaruh diplomatik Maroko yang semakin besar.
Sampai saat ini, Sahara Barat belum memiliki kursi di PBB dan belum dapat menjalankan hak penentuan nasib sendiri melalui referendum yang telah dijanjikan sejak lama.
- 0
- By riana