
21, Apr 2025
Nyamm! Tarantula Goreng yang Renyah & Gurih, Jadi Santapan Khas Kamboja
Phnom Penh, Kamboja — Bagi sebagian orang, melihat tarantula bisa memicu adrenalin karena ketakutan. Tapi di Kamboja, terutama di kota kecil Skuon yang dikenal sebagai “Spider Town”, tarantula justru menjadi salah satu camilan favorit yang diburu wisatawan. Ya, kamu tidak salah baca — A-Ping, begitu mereka menyebutnya, adalah tarantula goreng yang renyah di luar, lembut di dalam, dan konon… gurihnya bikin ketagihan.
Makanan ekstrem ini memang bukan bagian dari budaya kuliner sehari-hari masyarakat modern Kamboja, tapi punya sejarah yang menarik, bahkan menyentuh sisi kelam masa lalu negara ini.
Dari Bertahan Hidup, Jadi Camilan Hits
Awal mula tarantula menjadi santapan berakar pada masa kelam rezim Khmer Merah. Kala itu, rakyat Kamboja hidup dalam tekanan ekstrem dan kelaparan parah. Untuk bertahan hidup, banyak orang terpaksa mencari makanan dari alam — termasuk serangga, katak, dan laba-laba. Dari keterpaksaan inilah, tarantula mulai masuk dalam daftar menu masyarakat pedesaan.
Seiring waktu, camilan ekstrem ini berubah menjadi kuliner khas yang membanggakan. Di Skuon, para pedagang menggoreng tarantula dengan bumbu sederhana: garam, gula, bawang putih, dan sedikit MSG. Prosesnya mirip menggoreng ayam: dilumuri bumbu, digoreng sampai kering, lalu dijual dalam nampan besar di pinggir jalan.
Seperti Apa Rasanya?
Rasanya ternyata tidak seaneh tampilannya. Bagian tubuhnya yang besar terasa empuk dan agak creamy — mirip hati ayam. Sedangkan kakinya renyah seperti keripik. Beberapa pengunjung menyamakan teksturnya dengan udang goreng, tapi dengan aroma khas tanah dan sedikit rasa daging liar.
Yang menarik, beberapa restoran mewah di Phnom Penh kini juga menyajikan tarantula goreng sebagai bagian dari menu eksotis. Bahkan ada versi karamel, berbumbu lada hitam, hingga disajikan seperti tapas dengan sambal khas Khmer.
Menjadi Daya Tarik Wisata
Kini, berburu tarantula goreng bukan cuma urusan lidah — tapi juga bagian dari pengalaman budaya. Wisatawan dari berbagai negara sengaja mampir ke Skuon atau pasar malam Phnom Penh hanya untuk mencoba camilan ini. Sebagian datang karena penasaran, sebagian lain ingin menguji nyali. Tak sedikit pula yang menjadikannya konten YouTube dan TikTok.
Di tengah geli dan ragu, satu gigitan tarantula bisa jadi awal dari petualangan rasa yang tak terlupakan.
Keseimbangan Antara Tradisi dan Konservasi
Meski populer, para ahli lingkungan mulai mengingatkan tentang potensi penurunan populasi tarantula liar akibat perburuan berlebihan. Sebagian kelompok konservasi mendorong pembudidayaan tarantula secara berkelanjutan sebagai langkah agar tradisi kuliner tetap terjaga tanpa mengganggu ekosistem.
Beberapa peternak lokal pun mulai melatih diri membudidayakan tarantula secara etis. Mereka menyediakan habitat buatan, memberi makan serangga kecil, dan memastikan panen dilakukan secara selektif.
- 0
- By riana