21, Apr 2025
6 Street Food yang Wajib Dicoba di Myanmar, Tak Kalah Lezat dari Kuliner Thailand dan India

Yangon, Myanmar — Ketika bicara soal kuliner Asia Tenggara, banyak orang langsung terpikir Thailand dengan pad thai-nya yang menggoda atau India dengan beragam kari aromatiknya. Namun, ada satu negara yang kerap luput dari radar para pencinta kuliner jalanan: Myanmar. Negeri yang dikenal dengan pagoda emas dan budaya yang masih sangat autentik ini ternyata menyimpan kekayaan rasa yang tak kalah menggoda. Terutama di jalur-jalur sempit pasar malam, trotoar kota Yangon, hingga pedagang gerobak di Mandalay — street food di Myanmar adalah harta karun yang wajib dijelajahi.

Berikut enam makanan jalanan khas Myanmar yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung, dan siapa tahu, bisa menggeser pad thai dari daftar favoritmu!


1. Mohinga – Sup Ikan Nasional yang Menghangatkan Jiwa

Dikenal sebagai “hidangan nasional” Myanmar, Mohinga adalah semangkuk kehangatan yang sarat rasa. Kuahnya berbasis kaldu ikan, dicampur dengan tepung beras, serai, dan berbagai rempah. Disajikan bersama bihun beras dan topping seperti telur rebus, pisang muda rebus, serta lentho (lentil goreng), mohinga biasa disantap saat sarapan — tapi di banyak sudut kota, kamu akan menemukannya tersedia sepanjang hari.

Rasanya kompleks: gurih, sedikit asam, dengan aroma rempah yang khas. Ini adalah cita rasa Myanmar dalam semangkuk mangkuk.


2. Samosa Salad – Campuran Tak Terduga yang Justru Nagih

Dari India? Iya, awalnya. Tapi di tangan orang Myanmar, samosa jadi lebih dari sekadar camilan goreng. Di sini, potongan samosa hangat dicampur dengan kol segar, daun ketumbar, buncis rebus, dan disiram dengan saus asam-manis yang menyegarkan.

Baya kyaw thoke, begitu mereka menyebutnya. Rasanya? Gurih, segar, pedas, dan mengejutkan. Cocok banget buat kamu yang suka sensasi kriuk dipadu sayuran.


3. Shan Noodles – Saingan Berat dari Mi Ayam

Mi khas wilayah Shan ini punya dua versi: kering dan berkuah. Keduanya sama lezatnya. Dengan mi beras kenyal, ayam berbumbu lembut, acar sayur, bawang goreng, dan sambal khas, Shan noodles bisa kamu temukan di banyak gerobak dorong atau kedai kecil.

Kombinasi rasanya cukup ringan namun kaya umami, menjadikannya menu andalan yang disantap kapan saja — dari sarapan sampai larut malam.


4. Mont Lin Ma Yar – “Pasangan Jodoh” yang Renyah

Namanya berarti “kekasih yang tak terpisahkan”, dan memang, makanan ini hadir dalam bentuk dua kue kecil yang dijodohkan jadi satu. Dibuat dari adonan tepung beras dan santan, lalu diisi dengan telur puyuh, daun bawang, dan kadang udang kecil. Rasanya mirip takoyaki versi Myanmar, tapi dengan rasa yang lebih gurih dan ringan.

Kamu bisa menemukannya di banyak sudut pasar malam, dimasak di wajan cekung besar, lalu disajikan panas-panas — sempurna sebagai camilan.


5. Laphet Thoke – Salad Daun Teh Fermentasi yang Unik

Makanan yang satu ini benar-benar khas Myanmar. Laphet thoke adalah salad dari daun teh yang telah difermentasi, dicampur dengan tomat, kubis, bawang putih, kacang goreng, dan minyak bawang. Rasa teh yang pahit, asam, dan asin menyatu dengan kerenyahan kacang dan sayur segar.

Buat lidah yang belum terbiasa, rasanya bisa mengejutkan. Tapi bagi banyak orang lokal (dan turis yang berani mencoba), ini jadi makanan favorit yang selalu dicari ulang.


6. Kyauk Kyaw – Agar-Agar Kelapa Penutup yang Manis

Setelah puas dengan makanan gurih, saatnya menutup petualangan kuliner dengan yang manis. Kyauk kyaw adalah agar-agar kelapa dua lapis: lapisan bening dari air kelapa dan lapisan putih dari santan. Rasanya ringan, dingin, dan menyegarkan — cocok untuk cuaca panas Myanmar.

Makanan penutup ini mudah ditemukan di pasar tradisional atau penjual keliling. Potongannya kotak kecil, dibungkus daun pisang, dan sering dijual dalam jumlah banyak dengan harga yang sangat ramah kantong.


Penutup: Menyusuri Rasa, Menyentuh Budaya

Mencicipi street food di Myanmar bukan sekadar urusan lidah — ini soal memahami budaya lewat rasa. Di balik setiap gerobak, ada kisah: tentang resep turun-temurun, bahan lokal, dan cara warga Myanmar merayakan kehidupan sehari-hari. Kuliner mereka adalah kombinasi pengaruh India, Tiongkok, dan Asia Tenggara, tapi tetap punya karakter unik yang tak bisa dijumpai di tempat lain.

Jika kamu sedang merencanakan perjalanan ke Myanmar, jangan hanya cari spot Instagramable. Sisihkan waktu menjelajah pasar, bertanya ke penjual, dan nikmati makanan langsung di trotoar. Di sanalah, rasa Myanmar yang paling asli bisa kamu temukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *