
20, Apr 2025
Icip-Icip Makanan Tradisional Mongolia: Menyelami Cita Rasa Negeri Padang Rumput
Mongolia, negeri yang terkenal dengan padang rumput luas, angin kencang stepa, serta kehidupan nomaden yang masih lestari, menyimpan kekayaan kuliner yang tak kalah menarik. Meski tidak sepopuler masakan Jepang, Korea, atau Thailand di kancah internasional, makanan tradisional Mongolia menawarkan pengalaman unik yang mencerminkan kehidupan keras namun harmonis dengan alam. Kali ini, kita akan menjelajah dapur Mongolia dan mencicipi beberapa hidangan tradisional yang khas dan sarat makna budaya.
1. Buuz – Pangsit Isi Daging yang Menghangatkan
Buuz bisa dikatakan sebagai ikon kuliner Mongolia. Makanan ini berupa pangsit kukus berisi daging, biasanya daging domba atau sapi yang dibumbui dengan bawang dan lada hitam. Saat musim dingin tiba, buuz menjadi sajian wajib saat perayaan Tsagaan Sar, Tahun Baru Mongolia.
Yang membuat buuz istimewa bukan hanya rasanya yang gurih dan beraroma, tapi juga filosofi di baliknya. Proses membungkus buuz secara manual oleh keluarga besar dianggap sebagai simbol kebersamaan dan keberuntungan.
2. Khuushuur – Gorengan Garing Berisi Daging
Jika buuz dikukus, maka khuushuur adalah versi gorengnya. Terbuat dari adonan tepung yang diisi daging cincang dan dibumbui sederhana, khuushuur digoreng hingga renyah keemasan. Bentuknya mirip pastel atau empanada, namun dengan rasa yang lebih gurih berkat penggunaan daging domba yang kaya lemak.
Khuushuur kerap dijumpai di pasar malam, festival rakyat, atau pinggir jalan, disajikan panas-panas untuk disantap langsung dengan tangan.
3. Boodog – Kambing Bakar ala Mongolia
Mungkin ini salah satu metode memasak paling unik di dunia: Boodog adalah daging kambing atau marmut yang dimasak dari dalam tubuhnya sendiri, menggunakan batu panas yang dimasukkan ke dalam rongga perut dan dada hewan tersebut. Teknik ini dilakukan tanpa panci, oven, atau alat modern lain.
Hasilnya adalah daging yang empuk dengan aroma panggangan yang kuat. Boodog biasanya disiapkan untuk acara-acara penting atau jamuan besar dan menjadi simbol keahlian memasak tradisional Mongolia.
4. Airag – Minuman Fermentasi dari Susu Kuda
Selain makanan padat, Mongolia juga punya minuman khas yang tak kalah terkenal: Airag. Ini adalah susu kuda betina yang difermentasi hingga menjadi minuman dengan kadar alkohol ringan. Rasanya asam, segar, dan sedikit berbuih—mirip kefir tapi dengan sentuhan khas stepa Mongolia.
Airag sering ditawarkan kepada tamu sebagai tanda kehormatan dan keramahan. Meski tak semua orang cocok dengan rasa uniknya, minuman ini sangat berharga dalam budaya lokal dan dianggap menyehatkan.
5. Tsuivan – Mie Daging Ala Stepa
Tsuivan adalah sajian mie khas Mongolia yang digoreng bersama daging dan sayuran. Mie-nya buatan tangan, digulung dan dipotong lalu dimasak langsung dengan daging sapi atau domba serta wortel, bawang, dan kadang kentang.
Makanan ini sering menjadi pilihan sehari-hari masyarakat Mongolia karena praktis, bergizi, dan cocok disantap kapan pun, terutama di malam hari yang dingin.
Kuliner Mongolia: Cermin Kehidupan Nomaden
Secara umum, makanan Mongolia didominasi oleh produk hewani seperti daging dan susu, mencerminkan gaya hidup masyarakatnya yang hidup berdampingan dengan hewan ternak. Iklim ekstrem dan minimnya hasil pertanian membuat kuliner mereka lebih sederhana, namun mengenyangkan dan bernutrisi tinggi.
Meski mungkin terasa asing bagi lidah yang terbiasa dengan rempah-rempah Asia Tenggara, makanan Mongolia memiliki pesona tersendiri. Setiap gigitan adalah perjalanan menuju stepa yang sunyi, tenda-tenda ger yang hangat, dan langit luas yang memayungi tradisi berusia ribuan tahun.
- 0
- By riana