
8, Apr 2025
Menelusuri Jejak Kuliner Kerajaan: 8 Makanan Khas Raja Mataram Kuno
Yogyakarta – Peradaban Mataram Kuno yang berkembang di Jawa pada abad ke-8 hingga ke-11 tak hanya meninggalkan warisan candi megah dan prasasti bersejarah, tapi juga jejak-jejak kebudayaan yang merekam pola hidup bangsawan, termasuk soal makanan. Lewat catatan sejarah, relief candi, dan penelitian arkeologi, sejumlah jenis makanan yang konon disantap oleh para raja dan bangsawan Mataram Kuno mulai terkuak.
Berikut delapan makanan yang diyakini menjadi bagian dari kuliner elite Mataram Kuno, sebagaimana disarikan dari berbagai temuan sejarah dan kajian budaya Jawa klasik:
1. Nasi Pulen dari Beras Merah dan Hitam
Beras bukan hanya sekadar makanan pokok. Dalam budaya Mataram Kuno, jenis beras memiliki simbol status sosial. Para raja dan bangsawan kerap menyantap nasi pulen dari beras merah dan beras hitam, yang kala itu lebih langka dan dianggap lebih bergizi dibanding beras putih biasa.
2. Sayur Lodeh Ala Abad ke-9
Sayur lodeh ternyata telah dikenal sejak era Mataram Kuno, meskipun dengan bumbu dan komposisi yang berbeda. Menggunakan santan dari kelapa, sayuran lokal seperti terung, labu, dan daun melinjo menjadi bahan utama. Rasa gurih dan aroma rempah menjadi ciri khas sajian ini di istana.
3. Pepes Ikan Air Tawar
Kerajaan Mataram Kuno banyak berdiri di sekitar aliran sungai besar seperti Bengawan Solo dan Progo. Ikan air tawar seperti mujair, lele, dan nila menjadi sumber protein utama, yang diolah dengan cara dibungkus daun pisang dan dibakar — teknik kuno dari sajian pepes yang masih lestari hingga kini.
4. Urap Rempah Daun
Urap — campuran sayuran rebus dan kelapa parut berbumbu — merupakan makanan upacara penting yang juga hadir di meja makan para bangsawan. Versi istana menambahkan daun rempah lokal seperti daun kemangi hutan dan kencur muda, menghasilkan aroma tajam dan segar.
5. Dendeng atau Abon Daging Kambing
Masyarakat Mataram Kuno mengenal teknik pengawetan daging melalui pengeringan. Daging kambing atau kerbau dibumbui garam dan rempah, lalu dijemur hingga kering. Makanan ini disebut dalam beberapa prasasti sebagai “daging kering untuk bekal perjalanan raja”.
6. Pisang Rebus dan Ubi Kukus
Sebagai pencuci mulut, makanan sederhana seperti pisang raja rebus dan ubi kukus menjadi santapan istana. Meski tampak sederhana, bahan-bahan tersebut dianggap bernilai tinggi karena diambil dari kebun istana atau hutan yang dijaga khusus.
7. Jenang Wangi
Jenang atau bubur kental dari beras dan santan menjadi sajian favorit pada perayaan keagamaan kerajaan. Jenang wangi, yang dibuat dengan tambahan daun pandan, kayu manis, dan gula kelapa, sering disajikan saat peringatan ritual-ritual besar, seperti upacara pembersihan candi.
8. Minuman Jamu Kuno
Para raja juga dikenal rutin mengonsumsi ramuan herbal, yang kini kita kenal sebagai jamu. Campuran kunyit, asam jawa, jahe, dan madu dipercaya menjaga stamina, terutama saat musim penghujan. Catatan relief di Candi Borobudur menggambarkan botol-botol kecil yang diduga tempat menyimpan minuman ramuan.
Tradisi Kuliner yang Masih Lestari
Sebagian makanan yang dulu hanya disajikan di meja para raja kini menjadi bagian dari keseharian masyarakat Jawa. Hal ini menunjukkan keberlanjutan budaya yang kuat dari masa ke masa. Tak hanya soal rasa, makanan ini juga menyimpan filosofi, nilai spiritual, dan struktur sosial yang khas.
“Melalui kuliner, kita bisa membaca sejarah peradaban. Apa yang dimakan raja Mataram mencerminkan teknologi, ekosistem, dan bahkan kepercayaan mereka terhadap alam dan tubuh,” ujar Dr. Ratna Wiryati, pakar sejarah kuliner dari Universitas Gadjah Mada.
- 0
- By riana